Internasional, Ruangonline.org – Pada Sabtu, 13 April 2024, Iran menggempur Israel dengan serangan udara memakai ratusan rudal, pesawat tanpa awak atau drone, dan rudal balistik ke berbagai wilayah di Israel. Serangan Iran tersebut merupakan balasan pasca Israel meledakkan Gedung Konsulat Iran di Kota Damaskus, Suriah, yang menewaskan dua jenderal dan lima penasihat militer pada 1 April 2024 lalu.
Melansir dari Kompas, serangan balasan Iran membuat pertahanan Israel kini dalam situasi siaga tinggi, walaupun sebelumnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sudah memberikan arahan kepada pertahanan Israel dan warga Israel bahwa negara dan masyarakatnya kuat.
“Siapa pun yang melukai kami, kami akan lukai mereka. Dan, kami siap menghadapi skenario apa pun baik bertahan maupun menyerang,” tulis Netanyahu dalam akun X miliknya.
Dampak Serangan Iran atas Israel
Serangan skala menengah Iran itu lantas menimbulkan berbagai dampak. Di sisi Iran, seperti dilaporkan CNN, warga Iran turut merayakan pembalasan serangan Garda Revolusi Iran (IRGC) ke Israel. Perayaan serangan diramaikan dengan menyalakan kembang api dan konvoi bersama di Kota Taheran. Namun, di sisi lain, mengutip Kompas.com, mata uang Iran (rial) anjlok di rekor terendah setelah meluncurkan serangan besar-besaran kepada Israel.
Kedutaan Besar Indonesia di Damaskus, Suriah, turut mengeluarkan edaran bagi WNI yang berada di wilayah terdampak konflik untuk selalu tenang dan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Iran untuk selalu waspada akan serangan balasan dari pihak Israel. Pemerintah Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menurunkan tensi konflik yang ada di wilayah Timur Tengah, terutama Palestina dan Israel.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, juga turut mengomentari serangan yang telah dilancarkan oleh Iran. Menurutnya, serangan yang mengguncang geopolitik Timur Tengah itu merupakan konsekuensi dari serangan udara Israel atas Konsulat Iran pada 1 April yang melanggar hukum internasional.
Selain itu, di media sosial X banyak warganet mengunggah video kondisi warga Israel yang panik ketakutan berhamburan di jalan-jalan kota besar. Serangan balasan Iran membuat sirine perang Israel berbunyi saat rudal balistik melintasi wilayah Yerusalem dan Israel bagian selatan.
Situasi genting tersebut bahkan membuat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengadakan pertemuan darurat. Namun, Iran merespons akan menindak AS apabila ikut terlibat dalam merespons serangan yang menarget basis fasilitas Israel tersebut.
Israel mengeklaim Iran meluncurkan 100 lebih rudal dan pesawat tanpa awak yang memasuki daerahnya. Namun 99% serangan dapat ditepis dengan pertahanan milik militer Israel, Iron Dome, dan hanya segelintir rudal saja yang dapat lolos di bagian Israel Selatan.
Baca Juga: - Mengungkap Fenomena “Islamophobia” di Dunia Barat - Di Balik Buku Amaliyah Ramadan
Fokus Kembali pada Warga Palestina di Gaza
Kendati serangan Iran membuat eskalasi penyerangan Israel di Gaza menyusut, salah satu akun media resmi milik relawan kemanusiaan yang berada di Palestina, Aqsa Working Grup (AWG) mengatakan bahwasanya korban di sisi Palestina tetap bertambah.
Di sisi lain meski sorotan dunia teralih ke serangan Iran, melansir tayangan Kompas TV, Indonesia dan Malaysia mengingatkan dunia untuk selalu fokus terhadap kasus utama di Gaza dan kemungkinan konflik Iran dan Israel hanya pengalihan isu soal Gaza.
Menteri Pertahanan Israel ke-21, Benny Ganty berseloroh masyarakat dunia berada di sisi Israel dengan jargon “Israel melawan Iran, dunia melawan Iran”. Dan, menetapkan harga yang pantas untuk melakukan serangan balasan, sekalipun sekutu Israel, Amerika Serikat, telah menyatakan tidak akan ikut terlibat dalam bentuk respons apa pun untuk Israel demi mencegah konflik berkepanjangan.
Reporter: M. Refi Syahputra Editor: Dimas Fakhri BR